Google Adsense

Friday, October 16, 2015

RUSIA SIAP KERJA SAMA MILITER DAN TEKNOLOGI DENGAN INDONESIA.

Rusia tertarik mengembangkan kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia di bidang militer dan teknologi. Demikian hal ini dinyatakan Ketua Dewan Federasi Rusia Valentina Matvienko dalam pertemuannya dengan Ketua DPD RI Irman Gusman.


Dalam pertemuan tersebut, Matvienko menegaskan bahwa kerja sama teknis militer secara tradisional telah menjadi salah satu bidang yang sangat penting, yang sudah terjalin dalam hubungan antara kedua negara.

“Kami bersedia untuk bekerja sama membangun pusat pelayanan teknis di Indonesia. Kami juga mempertimbangkan kemungkinan memulai produksi barang-barang militer di wilayah Indonesia atas dasar lisensi atau perusahaan bersama,” tutur Matvienko.

Selain itu, Matvienko juga mengusulkan pertukaran delegasi militer, pelaksanaan latihan militer bersama, dan dilanjutkannya kegiatan masuknya kapal-kapal perang Rusia ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.

Sang ketua Dewan Federasi juga menyatakan bahwa Rusia siap mempertimbangkan kemungkinan para personil militer Indonesia untuk belajar di sekolah-sekolah militer di Rusia.

Atlet TNI Raih Medali Olimpiade Militer Dunia di Korsel.

Atlet TNI yang tergabung dalam Kontingen Indonesia berhasil meraih medali Olimpiade Militer Dunia ke-6 di Korea Selatan (Korsel), yang berlangsung mulai tanggal 2 s.d 11 Oktober 2015. Para Atlet TNI tersebut secara resmi diterima oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/10/2015).

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan hadiah tunai kepada peraih Medali Perak sebesar 150 juta rupiah dan dua peraih Medali Perunggu masing-masing sebesar Rp 75 juta rupiah.

Cabang olahraga yang dipertandingkan pada Olimpiade Militer Dunia ke-6 tahun 2015 di Korsel meliputi Judo dan Atletik, Parachuting dan Layar serta Menembak dan Orienteering, diikuti oleh 7.045 Atlet dari 117 negara, dimana TNI mengirimkan 68 atletnya.

Atlet TNI yang meraih 1 Medali Perak yaitu Serda (Kowad) Dessy Alvionita di cabang olahraga Parachuting kategori ketepatan mendarat junior putri, yang sehari-hari bertugas sebagai Pengatur Administrasi Gudang Kendaraan Peralatan (Turmin Gudranpal) Makopassus.

Sedangkan 2 Medali Perunggu diraih oleh Serda (Kowad) Ni Putu Virgynia Widayanti yang sehari-hari bertugas di Dinas Jasmani TNI AD (Disjasad) di cabang olahraga Judo kelas 52 Kg Putri dan cabang olahraga Parachuting kategori ketepatan mendarat junior putri diraih oleh Serda (Wara) Benanda Fransiska yang sehari-hari bertugas di Dinas Keuangan TNI AU.

Panglima TNI dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga kepada seluruh Atlet TNI, karena sudah bertanding tanpa iming-iming. “Seorang Atlet harus kuat, biar bisa menang. Saya ucapkan selamat bagi yang belum berhasil meraih medali, harus berlatih dengan standart juara satu”, tegasnya.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa, kunci untuk bisa berhasil adalah latihan yang tidak normal, orang lain tidur kita lari, gunakan teknologi olahraga, kalau latihan normal biasa saja pasti tidak akan berhasil.

Panglima TNI menyampaikan ucapan terima kasih kepada manajer, pelatih dan semua yang mendukung pelaksanaan kejuaraan ini, dan menyampaikan bahwa Olimpiade Militer Dunia ke-7 tahun 2018 akan digelar di Jakarta-Indonesia.

Sebelum para Atlet TNI mengikuti Olimpiade Militer Dunia ke-6 di Korsel, diadakan pelatihan terpusat dari cabang olahraga masing-masing selama 1 bulan di wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Indonesia Beli Kapal Selam Amur Rusia


RBTH mencatat, ada sejumlah hal penting yang mencirikan peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Rusia, selama 10 tahun terakhir :
Pertahanan:
Pada bulan September 2015, pemerintah Indonesia mengatakan akan membeli satu skuadron Sukhoi Su–35 untuk menggantikan F–5 Tiger buatan AS yang sudah usang. Jakarta juga berencana untuk membeli 5 kapal selam Rusia.

Awalnya Indonesia mengincar untuk membeli kapal selam diesel electric Kilo class, tetapi kemudian memilih yang lebih canggih yakni kapal selam Amur class, yang merupakan versi ekspor dari Lada–class.

Rusia siap meminjamkan Indonesia dana $ 3 miliar untuk pembelian tersebut.

Menurut analis industri, Indonesia juga sedang mencari sistem rudal anti pesawat jarak menengah. Negara ini sudah memiliki sejumlah jet tempur Sukhoi, Helikopter Mi–17 dan Mi–35, kendaraan tempur amfibi BMP–3 , satu BTR–80 APC dan senapan Kalashnikov AK–101 dan AK–102.

Energi Nuklir
Pada bulan Juni 2015, negara Indonesia Rusia menandatangani Nota Kesepahaman tentang pembangunan reaktor nuklir besar dan stasiun tenaga nuklir mengambang.

Dalam sebuah wawancara dengan RBTH Indonesia, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir bisa membantu memenuhi kebutuhan Indonesia untuk listrik.

Infrastruktur
Russian Railways memiliki 50 persen saham di Perusahaan Kereta Api Kalimantan, yang membangun jalur kereta api sepanjang 300 km untuk menghubungkan provinsi Kalimantan Tengah dan Timur.

Pada 2019, perusahaan berencana untuk menyelesaikan sekitar 190 km jalur kereta api dan membangun terminal pelabuhan di Kalimantan Timur untuk ekspor batubara.

Selama kunjungannya ke Moskow pada bulan September 2015, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan provinsinya juga ingin menggunakan kereta api untuk mengekspor minyak sawit, kayu dan sumber daya lainnya. Layanan penumpang untuk Kereta Api juga sedang dipertimbangkan.

Wednesday, October 14, 2015

Ini beda Bela Negara di RI dengan wajib militer Korsel & Singapura

  Rencana Kementerian Pertahanan melatih 100 juta rakyat Indonesia untuk program Bela Negara jadi sorotan. Menhan Ryamizard Ryacudu menegaskan tidak meniru negara Singapura dan Korea Utara yang mewajibkan rakyatnya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan militer.

Warga sipil yang mengikuti program ini akan dilatih selama sebulan. Lalu mereka mendapat kartu bela negara.
Ryamizard menegaskan, program Bela Negara bukanlah wajib militer. "Bela Negara salah satu bentuk disiplin pribadi yang akan membentuk disiplin kelompok, seterusnya disiplin nasional," ujarnya.

"Tembak menembak itu nomor dua ratus. Hanya organisasi atau bangsa disiplin yang akan menjadi besar," kata dia.

Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin menambahkan, materi Bela Negara nantinya meliputi, pemahaman empat pilar negara, sistem pertahanan semesta dan pengenalan alutsista TNI. Juga ditambah lima nilai cinta tanah air, sadar bangsa, rela berkorban, dan pancasila sebagai dasar negara.

Untuk pelatihan fisik, kata Hartind, tidak terlalu dibebankan. "Fisik cuma baris berbaris saja. Rohaninya yang kita isi dengan jiwa nasionalisme," tukas dia.

Dari sini terlihat perbedaan antara Bela Negara dan sistem wajib militer di sejumlah negara. Di Indonesia bela negara lebih ke mengenalkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Bukan dididik untuk menjadi kombatan dan masuk ke unit-unit militer selama masa wajib militer yang umumnya dua tahun.

Negara tetangga seperti Singapura mewajibkan penduduknya yang sudah berusia 18 tahun ikut wajib militer sejak tahun 1976. Selain warga negara Singapura, permanent resident juga wajib ikut wajib militer.

Di Korea Selatan, tanpa terkecuali semua pria terkena wajib militer. Sejumlah artis Korea Selatan pun tak bisa mengelak jika sudah menyangkut wajib militer. Hyun Bin, Rain, Heechul adalah beberapa di antaranya. Maklum negara ini memang selalu dalam kondisi darurat dengan tetangganya Korea Utara yang juga mewajibkan warganya ikut latihan kemiliteran.

Di Taiwan yang bersitegang dengan China, setiap lulusan SMA juga wajib ikut wajib militer selama dua tahun. Bagi yang mangkir, jangan harap bisa dapat kerjaan. Setiap perusahaan mewajibkan pelamar melampirkan surat keterangan sudah mengikuti wajib militer.

Begitu pula Israel. Tak hanya pria, pemerintah Israel juga mewajibkan wanita yang berusia 18 tahun dan sehat harus ikut wajib militer. Mereka pun dilatih dengan keras layaknya seorang tentara reguler. Sulit untuk mangkir dari wajib militer di Israel karena pemerintah mengawasi dengan ketat

Sunday, October 11, 2015

Survei: KPK, TNI, dan Presiden Peroleh Kepercayaan Publik Tertinggi

BERSAMA RAKYAT TNI KUAT 



JAKARTA, Hasil survei Indo Barometer menyatakan bahwa Presiden, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperoleh kepercayaan paling tinggi dari masyarakat sebagai motor perubahan. "Presiden, KPK dan TNI ketiganya saling berhubungan. Pemulihan dan pertumbuhan ekonomi membutuhkan kepastian keamanan dan hukum," kata direktur eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (9/10/2015).

Hasil survei Indo Barometer menyebutkan bahwa lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepresidenan memperoleh kepercayaan tertinggi di mata publik dalam kurun satu tahun Pemerintahan Jokowi-JK.

KPK memperoleh nilai 82 persen, disusul TNI dengan 81 persen, dan Kepresidenan RI 78,6 persen.
Dengan demikian, tambah Qodari tiga lembaga tersebut dapat menjadi motor perubahan Indonesia dalam sektor hukum, keamanan, dan ekonomi.

Dari kacamata publik, lanjut  Qodari, reformasi kelembagaan paling besar telah dilalui lembaga Kepresidenan dan TNI.
Kepresidenan tambahnya tidak lagi absolut seperti di masa Orde Baru, reformasi TNI telah berlalu dari Dwi-Fungsi ABRI ke tentara profesional, dan KPK sebagai motor pemberantasan korupsi di negara ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengaku tidak heran dengan tingkat kepercayaan tinggi yang diraih lembaga Kepresidenan, KPK, dan TNI.
"Saya tidak kaget kalau publik masih sangat percaya kepada Presiden, KPK dan TNI, karena ketiga lembaga ini yang sukses di mata publik," katanya.

TNI tambahnya selama ini sangat konsisten dan sukses dengan reformasi yang dilakukan. Demikian juga KPK menjadi lembaga antirasuah yang paling sukses di mata publik.
"Hasil survei ini juga mengkonfirmasi bahwa publik sangat mengharapkan KPK tetap ada. Karena itu, rencana DPR dan pemerintah merevisi UU untuk melemahkan KPK tidak tepat," katanya.
Mengenai tingkat kepercayaan kepada Presiden Jokowi yang tinggi, Ray mengatakan, ini bukti publik masih sangat berharap Presiden bisa menuntaskan semua persoalan bangsa dana negara ini.
"Walau popularitas Jokowi kali ini turun, tapi tingkat kepercayaan publik kepada Presiden tetap tinggi. Ini modal bagi Presiden untuk terus berbuat yang baik bagi bangsa ini," katanya.

Survei Indo Barometer tersebut dilaksanakan tanggal 14-22 September 2015 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah responden tercatat 1.200 orang dengan margin of error plus minus tiga persen.