Tolak permintaan maaf soal PKI, Menhan tak takut intervensi asing
NKRI HARGA MATI!
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan tidak takut oleh intervensi asing jika pemerintah tak meminta maaf kepada keluarga korban Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurutnya, negara lain juga tak perlu mengurusi negara Indonesia soal hak asasi manusia (HAM).
"Kamu takut, saya sih nggak takut. Kita saja nggak pernah ganggu-ganggu negara lain. Saya akan ngomong itu nantinya," kata Ryamizard saat acara silaturahmi dengan media di Kantornya, Jakarta, Rabu (19/8).
Menurut dia, solusi terhadap peristiwa masa lalu adalah rekonsiliasi. Hal itu bisa membuat kinerja pemerintah juga tak terganggu.
"Masak nggak mau bangun bangsa bersama-sama. Warga negara apa kayak gitu. Nggak akan maju-maju kita. Di depan itu yang akan kita hadapi akan bertambah terjal, tambah kompleks masalahnya. Akan terjadi perselisihan terus, kenapa, karena jumlah orang makin banyak, jumlah lahan pertanian berkurang. Lama-lama berebut," kata dia
Ryamizard juga meminta agar semua pihak melupakan masa lalu tersebut. Masyarakat kata dia, harus fokus membangun bangsa Indonesia semakin maju ke depan dan jangan terjebak pada masa lalu.
"Lupakan sajalah, nanti kalau sudah kita minta maaf, nanti mereka minta ganti rugi, gitu aja terus tidak selesai-selesai. Cukup jadikan pelajaran. Yang menjajah wilayah-wilayah Indonesia juga ga minta maaf. Ikhlaskan, kita fokus ke depan," tukas dia.
MERDEKA
NKRI HARGA MATI!
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan tidak takut oleh intervensi asing jika pemerintah tak meminta maaf kepada keluarga korban Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurutnya, negara lain juga tak perlu mengurusi negara Indonesia soal hak asasi manusia (HAM).
"Kamu takut, saya sih nggak takut. Kita saja nggak pernah ganggu-ganggu negara lain. Saya akan ngomong itu nantinya," kata Ryamizard saat acara silaturahmi dengan media di Kantornya, Jakarta, Rabu (19/8).
Menurut dia, solusi terhadap peristiwa masa lalu adalah rekonsiliasi. Hal itu bisa membuat kinerja pemerintah juga tak terganggu.
"Masak nggak mau bangun bangsa bersama-sama. Warga negara apa kayak gitu. Nggak akan maju-maju kita. Di depan itu yang akan kita hadapi akan bertambah terjal, tambah kompleks masalahnya. Akan terjadi perselisihan terus, kenapa, karena jumlah orang makin banyak, jumlah lahan pertanian berkurang. Lama-lama berebut," kata dia
Ryamizard juga meminta agar semua pihak melupakan masa lalu tersebut. Masyarakat kata dia, harus fokus membangun bangsa Indonesia semakin maju ke depan dan jangan terjebak pada masa lalu.
"Lupakan sajalah, nanti kalau sudah kita minta maaf, nanti mereka minta ganti rugi, gitu aja terus tidak selesai-selesai. Cukup jadikan pelajaran. Yang menjajah wilayah-wilayah Indonesia juga ga minta maaf. Ikhlaskan, kita fokus ke depan," tukas dia.
MERDEKA
No comments:
Post a Comment