SAMBANGI KOPASKA, MENHAN JANJIKAN PENAMBAHAN ALUTSISTA
Melanjutkan inspeksinya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengunjungi Mako Komando Pasukan Katak (Kopaska). Ia memberikan janji untuk pasukan khas TNI AL itu.
Usai bersafari di Batalyon Intai Amfibi (Taifib) 2 di Marunda, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu langsung mengunjungi Mako Kopaska. Ia melihat berbagai alutsista dan kesiapan pasukan andalan TNI AL ini.
Untuk sampai di Mako Kopaska yang berada di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakut, Menhan bersama rombongan harus menyebrang dari dermaga dengan menggunakan perahu, Senin (7/9/2015).
Begitu datang, Ryamizard melihat-lihat pasukan dengan atribut khas Kopaska. Ada yang mengenakan tabung lengkap hingga atribut penyamaran. Berbagai perlengkapan bawah air juga menjadi perhatian khusus Menhan. Seperti kendaraan bawah air, dive proportion device (DPD) dan kendaraan tempur bawah air, sea bob.
"Ini bisa untuk 2 orang, nggak bisa kedetect radar, karena non magnetik. Ini untuk operasi sapu bersih (saber) ranjau. Bisa sabotase juga," ucap seorang anggota Kopaska, Sertu Munawir menjelaskan.
Sementara itu, sea bob digunakan Kopaska untuk mempercepat saat mendekati sasaran musuh. Selain menghemat waktu karena tidak lagi perlu berenang, prajurit lebih mudah dalam menyergap sasaran. "Kecepatan bisa 3-5 knot. Ini nggak kedetect radar, karena kecil, dikiranya ikan. Bisa 8 jam waktu operasionalnya, tergantung kecepatannya berapa. Kita punya 4. Ini bisa dinaiki oleh 2 orang dalam posisi tidur," tutur prajurit Kopaska lainnya, Serka Dwi Maryanto.
Ryamizard lalu melihat berbagai jenis senjata dan perlengkapan menyelam yang dimiliki Kopaska. Ia juga mendapat pemaparan dari Kepala Staf Armabar Laksma TNI A Oktavian tentang keperluan-keperluan yang masih dibutuhkan pasukan katak. "Besar harapan agar Mako Armabar bisa pindah ke sini. Dan agar ada akses jalan menuju Ksatrian Pondok Dayung ini jadi nggak hanya lewat penyebrangan," ujar Oktavian saat memberikan pemaparan.
Setelahnya Menhan lalu menuju lokasi fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Lantamal III Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Mako Kopaska. Jenderal purnawirawan bintang 4 itu mengecek gudang peluru, bengkel dock, dan break water. Sesudahnya Menhan masuk ke KRI Kapitan Pattimura-371 yang sedang sandar di Dermaga Lantamal III.
Belakangan Ryamizard rajin melakukan pengecekan di batalyon maupun pasukan-pasukan di jajaran TNI. Menurutnya, ia ingin melihat langsung bagaimana operasional di lapangan, baik alutsista maupun personelnya.
"Kalau personel saya lihat sudah sangat baik, walaupun harus terus berlatih, berlatih dan berlatih. Mulai kemarin AD sekarang AL. Masalah alutsista, peralatan masih banyak harus ditambah," ucap Ryamizard di KRI Pattimura.
Ia memberi contoh, di Kopaska sendiri ada berbagai macam peralatan seperti senjata yang masih kurang untuk pasukan. Ia berjanji dalam waktu dekat akan menambah paling tidak separuh dari jumlah yang diperlukan.
"Seperti tadi pasukan katak, ada banyak (yang kurang), seperti senjata seharusnya ada 400 hanya cuma ada 20-an, itu kan terlalu kurang. Itu saya akan tambah separuhnya dulu. Daripada 20 mendingan 200 kan. Alat-alat lain juga gitu, yang rusak yang sudah habis masa pakainya, kita akan beli," jelasnya. "Tadi di (Yon Taifib 2), Mako Marinir akan pindah ke sana nanti. Itu kan bekas tambak ikan harus diurug, saya ingin urugnya dari pasir laut saja. Ada 2 kegunaannya, satu laut menjadi dalam, kedua daratan menjadi rata. Termasuk perumahannya," tambah mantan Pangkostrad itu.
Terlepas dari 2 pasukan ini, menurut Ryamizard masih banyak yang memerlukan tambahan. Seperti pesawat tempur yang biayanya per satu unit bisa mencapai lebih dari Rp 1 triliun. "Tapi kalau ini (senjata dan perlengkapan) nggak sampai, hanya ratusan lah. Saya pikir masih terjangkau. Artinya (dari minimun essential force) ada tambahan-tambahan lah," tukas Ryamizard.
Sementara itu menurut Dirjen Perencanaan pertahanan Marsda M Syaugi, anggaran untuk tambahan senjata dan perlengkapan ini akan diambil dari ditundanya pembuatan pesawat KFX. Pesawat tersebut merupakan program kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan.
"Tadi peralatan Denjaka, Kopaska (yang kurang) ada senjata, alat selam. Itu sudah dicatat semua, itu nanti beliau sudah perintahkan anggaran tadi yang diubah untuk ke situ salah satunya," terang Syaugi di lokasi yang sama. Sebelumnya Menhan juga melakukan inspeksi ke 3 pasukan TNI AD pada Rabu, (2/9). Yakni Mako Kopassus, Yonkav 1/1 Kostrad, dan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Jakarta Timur.
Melanjutkan inspeksinya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengunjungi Mako Komando Pasukan Katak (Kopaska). Ia memberikan janji untuk pasukan khas TNI AL itu.
Usai bersafari di Batalyon Intai Amfibi (Taifib) 2 di Marunda, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu langsung mengunjungi Mako Kopaska. Ia melihat berbagai alutsista dan kesiapan pasukan andalan TNI AL ini.
Untuk sampai di Mako Kopaska yang berada di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakut, Menhan bersama rombongan harus menyebrang dari dermaga dengan menggunakan perahu, Senin (7/9/2015).
Begitu datang, Ryamizard melihat-lihat pasukan dengan atribut khas Kopaska. Ada yang mengenakan tabung lengkap hingga atribut penyamaran. Berbagai perlengkapan bawah air juga menjadi perhatian khusus Menhan. Seperti kendaraan bawah air, dive proportion device (DPD) dan kendaraan tempur bawah air, sea bob.
"Ini bisa untuk 2 orang, nggak bisa kedetect radar, karena non magnetik. Ini untuk operasi sapu bersih (saber) ranjau. Bisa sabotase juga," ucap seorang anggota Kopaska, Sertu Munawir menjelaskan.
Sementara itu, sea bob digunakan Kopaska untuk mempercepat saat mendekati sasaran musuh. Selain menghemat waktu karena tidak lagi perlu berenang, prajurit lebih mudah dalam menyergap sasaran. "Kecepatan bisa 3-5 knot. Ini nggak kedetect radar, karena kecil, dikiranya ikan. Bisa 8 jam waktu operasionalnya, tergantung kecepatannya berapa. Kita punya 4. Ini bisa dinaiki oleh 2 orang dalam posisi tidur," tutur prajurit Kopaska lainnya, Serka Dwi Maryanto.
Ryamizard lalu melihat berbagai jenis senjata dan perlengkapan menyelam yang dimiliki Kopaska. Ia juga mendapat pemaparan dari Kepala Staf Armabar Laksma TNI A Oktavian tentang keperluan-keperluan yang masih dibutuhkan pasukan katak. "Besar harapan agar Mako Armabar bisa pindah ke sini. Dan agar ada akses jalan menuju Ksatrian Pondok Dayung ini jadi nggak hanya lewat penyebrangan," ujar Oktavian saat memberikan pemaparan.
Setelahnya Menhan lalu menuju lokasi fasilitas pemeliharaan dan perbaikan Lantamal III Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Mako Kopaska. Jenderal purnawirawan bintang 4 itu mengecek gudang peluru, bengkel dock, dan break water. Sesudahnya Menhan masuk ke KRI Kapitan Pattimura-371 yang sedang sandar di Dermaga Lantamal III.
Belakangan Ryamizard rajin melakukan pengecekan di batalyon maupun pasukan-pasukan di jajaran TNI. Menurutnya, ia ingin melihat langsung bagaimana operasional di lapangan, baik alutsista maupun personelnya.
"Kalau personel saya lihat sudah sangat baik, walaupun harus terus berlatih, berlatih dan berlatih. Mulai kemarin AD sekarang AL. Masalah alutsista, peralatan masih banyak harus ditambah," ucap Ryamizard di KRI Pattimura.
Ia memberi contoh, di Kopaska sendiri ada berbagai macam peralatan seperti senjata yang masih kurang untuk pasukan. Ia berjanji dalam waktu dekat akan menambah paling tidak separuh dari jumlah yang diperlukan.
"Seperti tadi pasukan katak, ada banyak (yang kurang), seperti senjata seharusnya ada 400 hanya cuma ada 20-an, itu kan terlalu kurang. Itu saya akan tambah separuhnya dulu. Daripada 20 mendingan 200 kan. Alat-alat lain juga gitu, yang rusak yang sudah habis masa pakainya, kita akan beli," jelasnya. "Tadi di (Yon Taifib 2), Mako Marinir akan pindah ke sana nanti. Itu kan bekas tambak ikan harus diurug, saya ingin urugnya dari pasir laut saja. Ada 2 kegunaannya, satu laut menjadi dalam, kedua daratan menjadi rata. Termasuk perumahannya," tambah mantan Pangkostrad itu.
Terlepas dari 2 pasukan ini, menurut Ryamizard masih banyak yang memerlukan tambahan. Seperti pesawat tempur yang biayanya per satu unit bisa mencapai lebih dari Rp 1 triliun. "Tapi kalau ini (senjata dan perlengkapan) nggak sampai, hanya ratusan lah. Saya pikir masih terjangkau. Artinya (dari minimun essential force) ada tambahan-tambahan lah," tukas Ryamizard.
Sementara itu menurut Dirjen Perencanaan pertahanan Marsda M Syaugi, anggaran untuk tambahan senjata dan perlengkapan ini akan diambil dari ditundanya pembuatan pesawat KFX. Pesawat tersebut merupakan program kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan.
"Tadi peralatan Denjaka, Kopaska (yang kurang) ada senjata, alat selam. Itu sudah dicatat semua, itu nanti beliau sudah perintahkan anggaran tadi yang diubah untuk ke situ salah satunya," terang Syaugi di lokasi yang sama. Sebelumnya Menhan juga melakukan inspeksi ke 3 pasukan TNI AD pada Rabu, (2/9). Yakni Mako Kopassus, Yonkav 1/1 Kostrad, dan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Jakarta Timur.
No comments:
Post a Comment